Kurs Valuta Asing » Tools lainnya - Sumber: Bank Indonesia

Bangkiray Forest Touring

23 November 2008

Rupiah...... Riwayatmu Kini
Gerak cepat pemerintah mengatasi krisis mesti dibarengi usaha meningkatkan kepercayaan publik. Dua hal itulah yang dipercaya dapat menjadi kunci sekaligus energi untuk meredam akibat krisis finansial yang kini melabrak dunia. Langkah sigap perlu segera diambil mengingat krisis mulai masuk zona berbahaya bagi Indonesia. Nilai rupiah yang terus menukik tajam terhadap dollar Amerika dapat memperburuk krisis yang lebih parah bagi Indonesia (jangan sampai seperti krisis pada tahun 1997-1998.)
Kita pantas cemas melihat rupiah yang terus meluncur ketitik terendah selama sepuluh tahun terakhir (per tanggal 19 Nopember 2008, di atas Rp. 12.000 per 1 US$), sekitar 20% lebih lemah dibandingkan posisi pada awal tahun. Memang ada sedikit alasan yang "menghibur", bukan hanya rupiah yang "letoy", mata uang lain juga remuk. Won Korea sudah jatuh lebih dari 50%, Dollar Australia, Rupee India dan Peso Philipina jatuh sekitar 20% dan Euro terperosok sekitar 15%.
Mencari cara mengatasi jatuhnya rupiah merupakan upaya yang penting, tapi memahami penyebabnya akan sangat membantu. Amerika yang menguasai seperempat perkenomian dunia sedang menyedot dollarnya "pulang kampung" untuk menaikan likuiditasnya.Bahkan Bush sampai harus mengeluarkan surat hutang sebesar 700 milyar US$ untuk mengatasi krisis ini.
Dollar yang tersedot itulah yang membuat mata uang negara lain rontok sehingga juga ikut rontok. Tapi rupiah tak boleh dibiaarkan terus loyo, seperti tahun 2007-2008 rupiah terjun sampai titik Rp. 16.000an dan banyak perusahaan yang tidak mampu bayar hutangnya (default), kredit macet yang menggila, bank-bank nasional ambruk dan ongkos pemulihan krisis yang mencapai Rp. 700 Triliyun yang sampai saat ini pun belum selesai.
Tak ada yang menginginkan kenyataan itu berulang. Hutang luar negeri Indonesia sekarang memang tidak sebesar dulu. Tapi pelemahan rupiah pasti menendang ke atas harga bahan baku dan produk impor. Ongkos produksi akan naik dan ujung-ujungnya inflasi bakal tak tertahankan. Kalau itu terjadi, maka perekonomian Indonesia akan linglai, pengangguran meledak, orang miskin membengkak dan kebangkrutan perusahaan akan merebak.....
Menjaga rupiah agar tidak terus terbenam, perlu segera diambil tindakan dengan cepat dan tepat. Sepuluh kebijakan pemerintah meredam gejolak dollar harus segera di aplikasikan yang salah satunya mengeluarkan instruksi agar perusahaan negara menempatkan dollarnya di dalam negeri, meningkatkan eksport untuk menjaring devisa, walaupun itu bukan hal yang mudah karena seluruh negara juga lunglai dan lemahnya daya beli mereka.
Langkah antisipasi seperti tiu jelas lebih dibutuhkan sekarang ketimbang Bank Indonesia kalang kabut megerojok dollar ke pasar untuk menahan jatuhnya rupiah. Dengan gelombang pembelian dollar begitu dahsyat, intervensi yang dilakukan BI tak memberi hasil maksimal. Apalagi "demam" borong dollar sudah menjangkiti ibu-ibu arisan sampai pemilik uang milyaran.
Sekarang pemerintah harus tegas menjalankan kebijakan agar pasar dan publik percaya bahwa pemerintah dapat mengatasi keadaan. Kepercayaan ini penting, misalnya untuk "membawa pulang"milyaran dollarmilik pengusaha yang sekarang parkir di luar negeri. Bila itu dapat dilakukan, meupakan "obat" peredam jatuhnya rupiah yang ampuh.
Satu syarat yang tidak boleh lagi goyah adalah berbagai kebijakan mesti benar-benar jalan, jangan hanya bagus di atas kertas, semoga semuanya ada perubahan...amin....

Tidak ada komentar:


Balikpapan Touring