Kurs Valuta Asing » Tools lainnya - Sumber: Bank Indonesia

Bangkiray Forest Touring

26 November 2008

Upaya yang Telah, Sedang dan Akan Dilakukan Pemerintah dalam Meghadapi Dampak Krisis


1. Memelihara Sustainabilitas Fiskal
2. Melakukan percepatan pencairan anggaran sehingga likuiditas di pasar rupiah bisa lebih longgar
3. Bekerja sama dengan Bank Indonesia melakukan beli balik (Buyback)SUN
4. Mencermati dengan seksama kondisi pasar domestik (saham, obligasi korporasi dan reksadana)
5. Memberdayakan peran dan fungsi Pusat Investasi Pemerintah
6. Meningkatkan kualitas koordinasi dengan Bank Sentral, baik secara kelembagaan maupun melalui pemberdayaan peran dan fungsi dari Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK)
7. Membangun komunikasi yang sinergis dan efektif dengan lembaga-lembaga lainnya, baik di tingkat eksekutif, legislatif maupun yudikatif
8. Membangun komunikasi yang dinamis dengan pelaku pasar/bisnis
9. Mendorong meningkatnya peran lembaga keuangan internasional dalam membantu penyelesaian krisis keuangan global ini

(Sumber : KOMPAS, 27 Nopember 2008)

23 November 2008

INDONESIA; Beasiswa DIKTI u/ S2 & S3 di LN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
Jalan Raya Jenderal Sudirman, Pintu I Senayan, Tromol Pos 190 Jakarta 10270
Telp. (021) 57946100 (HUNTING) Telp./Fax. : (021) 57946052, 57946053



26 September 2008
Nomor: 2838/D4.4/2008
Lampiran:
Perihal: Pendaftaran Beasiswa Studi ke Luar Negeri Tahun 2009
Kepada Yth :
1. Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri
2. Koordinator Perguruan Tinggi Swasta I-XII
3. Direktur Politeknik Seluruh Indonesia

Dalam rangka peningkatan mutu dosen, Direktorat Ketenagaan Ditjen Pendidikan Tinggi membuka pendaftaran beasiswa S2 dan S3 luar negeri untuk tahun 2009, bagi dosen tetap PTN, dosen DPK dan dosen tetap PTS di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional. Beasiswa untuk program S2 selama 2 tahun, dan program S3 selama 3 tahun.
Pendaftaran dan seleksi dilakukan dalam 3 tahap:
• Tahap I : pendaftaran ditutup tanggal 28 November 2008, dan seleksi direncanakan pada bulan Desember 2008;
• Tahap II : pendaftaran ditutup tanggal 27 Februari 2009, dan seleksi direncanakan pada bulan Maret 2009;
• Tahap III : pendaftaran ditutup tanggal 29 April 2009, dan seleksi direncanakan pada bulan Mei 2009.
Bagi peserta yang belum mulai studi, pendaftaran dilakukan secara kolektif melalui perguruan tinggi tempat bekerja.
Setiap pelamar melengkapi :
1. Form A dari Direktorat Ketenagaan Ditjen Pendidikan Tinggi yang telah diisi.
2. Letter of Acceptance dari perguruan tinggi yang terakreditasi;
3. Fotocopy ijasah S1 bagi pelamar jenjang S2 dan S2 bagi pelamar jenjang S3;
4. Bukti kemampuan berbahasa Inggris (TOEFL/IELTS) , Jerman, Perancis, Jepang atau bahasa lain, sesuai tempat studi (tidak lebih dari dua tahun terakhir);
5. Khusus untuk pelamar S3 melampirkan rencana riset yang telah disetujui calon pembimbing di luar negeri;
6. Surat pengantar dari pimpinan perguruan tinggi
Bagi mereka yang sedang studi di luar negeri, pendaftaran dilakukan melalui perguruan tinggi tempat bekerja (diberi pengantar oleh pimpinan perguruan tinggi, baik secara individual atau kolektif), dengan kelengkapan:
1. Seperti butir 1, 3 dan 4 tersebut di atas;
2. Laporan kemajuan studi yang diketahui/disahkan oleh pembimbing
3. Rencana penyelesaian studi.

Bagi pelamar beasiswa tahun 2008 yang belum mendapatkan beasiswa, perlu memperbaharui lamaran dengan kelengkapan:
1. Form A dari Direktorat Ketenagaan Ditjen Pendidikan Tinggi yang telah diisi dengan data terbaru
2. Kelengkapan lain sesuai dengan posisi masing-masing (masih belum berangkat atau sedang studi di luar negeri) yang pada tahun 2008 belum atau kurang lengkap. Untuk memudahkan, diharapkan mengirim copy baru dari kelengkapan tersebut.

Berkas pendaftaran dikirim ke alamat:
Direktur Ketenagaan
Gedung D Lantai 5 Komplek Depdiknas
Jalan Jenderal Soedirman Pintu I - Senayan, Jakarta 10270
Telp./Faks : (021) 57946052/53

Demikian atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
a.n. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
Direktur Ketenagaan
Ttd
Muchlas Samani
NIP. 130516386


Tembusan :
1. Dirjen Dikti
2. Biro PKLN Sekjen Depdiknas
3. Kasubdit PK
USAID - AED (Academy for Educational Development) Scholarships
Scholarship opportunities to study in the USA for:
. Master’s Degrees in Biodiversity Conservation and Natural Resources Management.
. Master’s Degrees in Water and Sanitation.


Training has long been a key component of the U.S. government’s development program in Indonesia . USAID/ Indonesia plans to support the tradition through the Human and Institutional Capacity Development (HICD) program that will provide academic degree training. The HICD program is structured in a way that will help individuals acquire the knowledge, skills, and the capacity to support Indonesia ’s development and the achievement of the Government of Indonesia/USAID’s objectives.
USAID has awarded a contract to the Academy for Educational Development (AED), a U.S. non-government organization (NGO) to support the implementation of the HICD program in Indonesia . AED is now inviting Indonesian citizens to study for Master’s Degrees in the USA in 1) Biodiversity Conservation and Natural Resources Management and 2) Water and Sanitation.
1. Master’s Degrees in Biodiversity Conservation and Natural Resources Management.
Eligible candidates may come from the Ministry of Forestry, Environment, Development Planning, Research and Development, Finance, Economy or other related government institutions including provincial and district level offices and regulators; civil society groups (Biodiversity Conservation and Natural Resources Management Associations, NGOs and Foundations); or professionals in fields related to sustainable development with international or local organizations who have strong potential for leadership, research, education, journalism and consultancy in the same field. Candidates with experience working in geographical areas with high biodiversity conservation value will be prioritized. An indicative list would include Kalimantan, Sumatera, Papua, Sulawesi and NTT. Every attempt will be made to balance candidate selection by gender.
2. Master’s Degrees in Water and Sanitation.
Eligible candidates may come from related government Institutions, civil society groups (Water and Sanitation Associations, NGOs, and Foundations), water and sanitation professionals/environmental engineers working in the development sector with international or local organizations, and faculty from schools of Water and Sanitation/Environmental Engineering at accredited Indonesian universities.

Candidates from the following areas in Indonesia will be prioritized: Aceh, North Sumatera, DKI Jakarta, West Java, Yogyakarta, Central Java and East Java . Previous affiliation of the institution with USAID whether as a beneficiary or partner program will be viewed favorably. Every attempt will be made to balance candidate selection by gender. Interested applicants, may request application forms at info@aed.or.id or download them at www.aminef.or.id Completed application forms must be returned to the AED office at the address below by November 15 at the latest:

Academy for Educational Development
Wisma Nugra Santana, 16th Floor, Suite 1616 ,
Jalan Jenderal Sudirman Kav. 7-8, Jakarta 10220.
10 Langkah Pemerintah Mengatasi Krisis Global
Sejumlah peraturan "darurat" dirilis pemerintah dan BI untuk menangkal dampak krisis finansial global terhadap perekonomian Indonesia. Diantaranya dikeluarkanya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) UU nomor 25 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Pinjaman. Dengan Perpu ini penjaminan nasabah perbankan dinaikkan dari Rp. 100 juta menjadi Rp. 2 milyar.
BI juga menurunkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) valuta asing dari 3% menjadi 1% untuk menaikan pasokan dollar di pasar dan menurunkan GWM rupiah menjadi 7,5% dari semula 12,5% untuk menambah likuiditas perbankan.
Pemerintah juga menerbitkan Perpu Nomor 4 tahun 2008 tentang Jaring Pengamanan Sistem Keuangan yang mengatur penanganan krisis, termasuk mekanisme Capital Injection untuk sektor keuangan tanpa persetujuan DPR terlebih dulu. Terakhir pada tanggal 28 Oktober lalu, pemerintah mengeluarkan 10 langkan lanjutan untuk mengatasi krisis.
1. Menjaga kesinambungan neraca pembayaran/devisa dengan mewajibkan BUMN menempatkan valuta asing di bank dalam negeri
2. Mempercepat pelaksanaan proyek bilateral dan multilateral
3. Menjaga stabilitas likuiditas dan mencegah perang harga dengan menginstruksikan BUMN tidak memindahkan dana antarbank
4. Menjaga keprcayaan pasar terhadap Surat Utang Negara (SUN) dengan membeli SUN dipasar sekunder secara bertahap
5. Menjaga kesinambungan neraca pembayaran dengan memanfaatkan bilateral swap arrngement dari bank Jepang, Korea dan Cina
6. Menjaga keberlangsungan ekspor dengan memberi garansi terhadap resiko pembayaran dari pembeli
7. Pungutan ekspor crude palm oil (CPO) menjadi 0%
8. Menjaga kesinambungan fiskal 2009 dengan menyusun APBN 2009 yang memungkinkan pemerintah melakukan perubahan budget segera
9. Mencegah impor ilegal, garmen, elektronik, makanan, mainan anak dan sepatu hanya bisa dimasukkan importir terdaftar
10. Meningkatkan pengawasan barang beredar
Rupiah...... Riwayatmu Kini
Gerak cepat pemerintah mengatasi krisis mesti dibarengi usaha meningkatkan kepercayaan publik. Dua hal itulah yang dipercaya dapat menjadi kunci sekaligus energi untuk meredam akibat krisis finansial yang kini melabrak dunia. Langkah sigap perlu segera diambil mengingat krisis mulai masuk zona berbahaya bagi Indonesia. Nilai rupiah yang terus menukik tajam terhadap dollar Amerika dapat memperburuk krisis yang lebih parah bagi Indonesia (jangan sampai seperti krisis pada tahun 1997-1998.)
Kita pantas cemas melihat rupiah yang terus meluncur ketitik terendah selama sepuluh tahun terakhir (per tanggal 19 Nopember 2008, di atas Rp. 12.000 per 1 US$), sekitar 20% lebih lemah dibandingkan posisi pada awal tahun. Memang ada sedikit alasan yang "menghibur", bukan hanya rupiah yang "letoy", mata uang lain juga remuk. Won Korea sudah jatuh lebih dari 50%, Dollar Australia, Rupee India dan Peso Philipina jatuh sekitar 20% dan Euro terperosok sekitar 15%.
Mencari cara mengatasi jatuhnya rupiah merupakan upaya yang penting, tapi memahami penyebabnya akan sangat membantu. Amerika yang menguasai seperempat perkenomian dunia sedang menyedot dollarnya "pulang kampung" untuk menaikan likuiditasnya.Bahkan Bush sampai harus mengeluarkan surat hutang sebesar 700 milyar US$ untuk mengatasi krisis ini.
Dollar yang tersedot itulah yang membuat mata uang negara lain rontok sehingga juga ikut rontok. Tapi rupiah tak boleh dibiaarkan terus loyo, seperti tahun 2007-2008 rupiah terjun sampai titik Rp. 16.000an dan banyak perusahaan yang tidak mampu bayar hutangnya (default), kredit macet yang menggila, bank-bank nasional ambruk dan ongkos pemulihan krisis yang mencapai Rp. 700 Triliyun yang sampai saat ini pun belum selesai.
Tak ada yang menginginkan kenyataan itu berulang. Hutang luar negeri Indonesia sekarang memang tidak sebesar dulu. Tapi pelemahan rupiah pasti menendang ke atas harga bahan baku dan produk impor. Ongkos produksi akan naik dan ujung-ujungnya inflasi bakal tak tertahankan. Kalau itu terjadi, maka perekonomian Indonesia akan linglai, pengangguran meledak, orang miskin membengkak dan kebangkrutan perusahaan akan merebak.....
Menjaga rupiah agar tidak terus terbenam, perlu segera diambil tindakan dengan cepat dan tepat. Sepuluh kebijakan pemerintah meredam gejolak dollar harus segera di aplikasikan yang salah satunya mengeluarkan instruksi agar perusahaan negara menempatkan dollarnya di dalam negeri, meningkatkan eksport untuk menjaring devisa, walaupun itu bukan hal yang mudah karena seluruh negara juga lunglai dan lemahnya daya beli mereka.
Langkah antisipasi seperti tiu jelas lebih dibutuhkan sekarang ketimbang Bank Indonesia kalang kabut megerojok dollar ke pasar untuk menahan jatuhnya rupiah. Dengan gelombang pembelian dollar begitu dahsyat, intervensi yang dilakukan BI tak memberi hasil maksimal. Apalagi "demam" borong dollar sudah menjangkiti ibu-ibu arisan sampai pemilik uang milyaran.
Sekarang pemerintah harus tegas menjalankan kebijakan agar pasar dan publik percaya bahwa pemerintah dapat mengatasi keadaan. Kepercayaan ini penting, misalnya untuk "membawa pulang"milyaran dollarmilik pengusaha yang sekarang parkir di luar negeri. Bila itu dapat dilakukan, meupakan "obat" peredam jatuhnya rupiah yang ampuh.
Satu syarat yang tidak boleh lagi goyah adalah berbagai kebijakan mesti benar-benar jalan, jangan hanya bagus di atas kertas, semoga semuanya ada perubahan...amin....

Balikpapan Touring